Memilih usaha ternyata tidak harus
dari sesuatu yang besar. Banyak peluang bisa diperoleh justru dari sesuatu yang
nampak sepele. Misalnya, beternak ikan lele. Ikan berkumis ini memang
masih dipandang sebelah mata oleh pebisnis. Padahal, keuntungan yang dijanjikan
cukup besar. Gerai supermarket hingga warung tenda di pinggir jalan butuh
pasokan lele dalam jumlah banyak secara rutin.
Ketiadaan modal, tak melunturkan semangat kami, jadi kesempatan untuk mengajukan proposal kewirausahaan mengenai ternak Lele Sangkuriang di lahan sempit dengan pengelolaan limbah organik. Karena dinilai konsep yang dibuat baik dan usaha yang ingin dirintis adalah usaha produktif, Bang Yus dan Bang Heri adalah motifator kami dalam menjalani usaha ini. Awalnya Cuma punya 1 juta modal awal kami. Tetapi kami pun awalnya belajar dahulu selama 1 bulan hingga benar dapat sedikit ilmunya.
Saat ditanya kenapa Lele Sangkuriang yang diternak, Bang Yus menjawab, “Lele
Sangkuriang selain proses pembesaran lebih cepat dibandingkan dengan lele yang
lain, pakannyapun juga lebih mudah bisa menggunakan limbah peternakan, limbah
pemindangan, dan limbah pabrik roti dengan harga murah, sehingga biaya
pemberian pakan dapat berkurang dan menghasilkan keuntungan yang besar,”
paparnya.Ketiadaan modal, tak melunturkan semangat kami, jadi kesempatan untuk mengajukan proposal kewirausahaan mengenai ternak Lele Sangkuriang di lahan sempit dengan pengelolaan limbah organik. Karena dinilai konsep yang dibuat baik dan usaha yang ingin dirintis adalah usaha produktif, Bang Yus dan Bang Heri adalah motifator kami dalam menjalani usaha ini. Awalnya Cuma punya 1 juta modal awal kami. Tetapi kami pun awalnya belajar dahulu selama 1 bulan hingga benar dapat sedikit ilmunya.
Ternak lele, lanjut Bang YUs, tidak membutuhkan banyak oksigen seperti ikan Gurame. Airnya pun tidak harus pada air yang mengalir. Kolam lele tidak harus menggunakan tanah yang digali tetapi dapat menggunakan terpal berukuran 4x6 yang pada tiap sisinya diikatkan pada tiang dengan kedalaman satu setengah meter. “Bagi yang ingin berbisnis lele dan tidak memiliki lahan yang memadai, tidak perlu khawatir, cara ini dapat dilakukan, sayapun juga menggunakan cara seperti ini,” tutur Bang Yus menyarankan.
Awalnya, ia merasa kesulitan berternak Lele Sangkuriang karena belum tahu caranya. Djia pun belajar dari seorang teman mas eko namanya yang ada di Bogor dan diajak kerumah Abah seorang yang mempunyai usaha lele sangkuriang terbesar di Indonesia hingga ke luar negeri.
Awalnya dia Cuma seorang pemuda yang
selalu gagal dalam berkarir, hingga akhirnya bertemu dengan Bang Hery yang
bekerja di perkapalan. Kemudian Heri pun menyuntikkan dana untuk membuat usaha
lele tersebut dengan belajar dahulu di Bogor. Sudah 10 bulan berlanjut hingga
sekarang mempunyai 25 kolam. 18 kolam pembiitan dan induk serta 7 kolam
pembesaran.
Dari hal tersebut saya sendiri Didik Setiawan mengikuti jejak dan sekarang baru punya 3 kolam dengan regenerasi 1 bulan panen. Saya masih duduk di bangku kuliah S! Teknik Informatika di STMIK Duta Bangsa Surakarta. Usaha ini saya kelola untuk orang tua saya yang mempunyai tujuan kelak dapat membahagiakan orang tua.
Tunggu Kisah Selanjutnya…..
Dari hal tersebut saya sendiri Didik Setiawan mengikuti jejak dan sekarang baru punya 3 kolam dengan regenerasi 1 bulan panen. Saya masih duduk di bangku kuliah S! Teknik Informatika di STMIK Duta Bangsa Surakarta. Usaha ini saya kelola untuk orang tua saya yang mempunyai tujuan kelak dapat membahagiakan orang tua.
Tunggu Kisah Selanjutnya…..
Keren, Mas Didik... SALUT! MATOH!!
BalasHapus